Minggu, 12 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai universal

 1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Menurut KHD pendidikan umumnya berarti daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter) pikiran (intelek) dan tubuh anak. Hal inilah yang menyebabkan bahwa profesi guru sangat menantang, karena tidak hanya materi tetapi tutur kata, tingkah laku, dan cara kita mengajar akan membekas dan membentuk murid-murid termasuk pula dengan cara pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. 

Filosofi Patrap Triloka, khususnya ing ngarso Sung tuladha, memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berkeyakinan bahwa sebagai seorang guru, harus ada keteladanan atau contoh perilaku nyata yang baik bagi para siswanya. Ketika mengambil keputusan, guru harus berusaha menunjukkan filosofi Patrap Triloka ing madyo mangun karsa dengan membantu siswa untuk memecahkan masalah atau mengambil keputusan secara mandiri dan mengambil sikap tut wuri handayani ketika seorang guru menjadi pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup anak-anak didiknya. 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

setiap kali mengambil keputusan, ada banyak hal yang mempengaruhi baik buruknya kualitas keputusan yang diambil, Adanya distraksi dan kondisi emosi yang tidak stabil turut serta mempengaruhi kulitas keputusan yang diambil. oleh karena itu sebagai seorang guru, khususnya seorang guru penggerak yang telah memiliki nilai-nilai positif seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid akan senantiasa terbimbing untuk memberikan penilaian yang objektif, apalagi ketika menghadapi kasus yang secara moral sama-sama bernilai benar.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.


materi pengambilan keputusan memberikan pembelajaran tentang langkah sistematis dalam membuat keputusan terhadap kasus-kasus yang umum terjadi disekolah, apalagi bila bertemu dengan kasus yang tergolong ke dalam kasus dilema etika maupun bujukan moral sedangkan Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan demikian langkah coaching TIRTA, dapat memungkinkan kita memberikan pertanyaan bimbingan untuk mengarahkan/memfokuskan coachee untuk mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah dengan langkah yang sistematis sesuai dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karena Seseorang guru yang memiliki penalaran yang baik, akan menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti.  Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang sehingga keputusan yang diambil akan diputuskan dalam kondisi kesadaran penuh dengan berbagai pertimbangan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

pengambilan keputusan dilakukan secara tepat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, akan mampu memuaskan pihak-pihak yang bertikai sehingga akan berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tidak, masalahnya hanya 1 yaitu tidak banyak guru yang paham tentang 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga apabila terdapat kasus yang tergolong ke dalam kasus dilema etika, biasanya akan sulit diputuskan secara langsung oleh guru tersebut.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang proses pembelajaran, isi materi pelajaran , dan produk yang dihasilkan dalam pembelajaran sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan kodrat dan potensi mereka masing-masing. terkait dengan cara kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda saya kira harus melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? 

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan dengan tepat yang berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam keseharian mereka. sehingga di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Materi 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan adalah suatu kompetensi yang harus dimiiki oleh seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun sebagai pemimpin institusi pembelajaran jika menjadi seorang kepala sekolah. Hal ini karena keputusan yang diambil dapat mempengaruhi baik/buruknya kehidupan atau masa depan murid-murid di sekolah tersebut.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Menurut saya semuanya diluar dugaan, selama ini dalam membuat keputusan saya hanya mengandalkan intuisi, sedangkan pada materi ini diajarkan langkah-langkah seistematis dalam pengambilan dan pengujian keputusan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, jika dulu saya mengambil keputusan harus melalui proses musyawarah mufakat dan sangat dipengaruhi oleh perasaan dan tanpa keilmuan, sedangkan sekarang dapat dilakukan sendiri dengan pertimbangan yang sangat sistematis

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

dampak dan perubahan yang terjadi pada saya adalah saya memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan baik yang tergolong dilema etika maupun bujukan moral, sehingga keputusan yang diambil dipastikan dapat berpihak pada murid

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

sangat penting, dikarenakan sebagai seorang pemimpin sekolah, hampir semua permasalahan pelik akan bermuara pada kepala sekolah, oleh karena itu dengan memiliki keterampilan pengambilan keputusan ini, saya menjadi percaya diri dapat membuat keputusan yang terbaik bagi semua pihak.


Kamis, 24 November 2022

Budaya Positif

 

Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah

salah satu tanggung jawab kita sebagai pendidik adalah menghilangkan atau ‘mencabut’ gangguan-gangguan yang menghalangi proses pengembangan potensi murid, dengan menciptakan suatu lingkungan yang aman dan nyaman akan memberikan murid kesempatan dan kebebasan untuk berproses, belajar, membuat kesalahan, belajar lagi, sehingga mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran dengan baik

Sebagai CGP Angkatan 6 kabupaten wakatobi sekaligus sebagai seorang kepala sekolah, Penulis telah melakukan aksi nyata sebagai aktualisasi terhadap pemahaman materi budaya positif modul 1.4. Berikut video rekaman aksi nyata tersebut.




Selasa, 24 April 2018

RPP

Tes Upload RPP :) Linknya

MENEMU BALING OFFLINE

mau tau Cara Menulis dan Membaca dengan Merem???

KLIK DISINI

Belajar Buat BLOG dengan IGI

Sagusablog, dari IGI Untuk Guru Indonesia
26 Feb @Kolom

       Guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya baik itu kompetensi pedagogik, profesional, sosial maupun kepribadian agar guru senantiasa bisa mengikuti perkembangan zaman yang selalu berubah dengan cepat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dan hal ini tentunya berimbas pula pada perkembangan dunia pendidikan.
        Untuk menjawab tantangan itu lahirlah Ikatan Guru Indonesia di singkat IGI, merupakan salah satu organsisasi profesi guru yang terbilang masih baru apabila dibandingkan dengan saudara tuanya yaitu PGRI yang dalam perkembangannya sekarang kiprah dari organisasi profesi guru tertua di Indonesia ini kurang begitu dirasakan oleh para guru dalam hal peningkatan mutu guru.
Lahirnya IGI laksana oase ditengah padang pasir bagi guru-guru yang haus akan peningkatan mutunya. Alasan dari sebagian besar guru-guru yang ikut bergabung di Ikatan Guru Indonesia ini yaitu karena mereka melihat IGI fokus pada peningkatan mutu guru, ini terlihat dari terbentuknya IGI di masing-masing daerah kab/kota yang diawali dengan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu guru, seperti pelatihan, workshop, ataupun seminar.
         IGI memiliki banyak program yang ditawarkan untuk peningkatan mutu guru yang bisa diakses oleh semua guru dan yang pasti setiap kegiatan dari IGI hampir setiap kegiatannya tidak mengandalkan bantuan dana dari pemerintah. ini berarti bahwa organisasi profesi guru yang satu ini sudah bisa mandiri untuk bisa menghidupi jalannya roda organisasi.
         Program IGI yang paling fenomenal saat ini yaitu program SAGUSABLOG atau satu guru satu blog. pada program ini anggota IGI bisa mengikuti workshop pembuatan blog guru untuk pembelajaran. program SAGUSABLOG ini telah menghasilkan ribuan guru blogger baru, guru yang melek iptek khususnya internet. setiap guru yang mengikuti program ini diwajibkan membuat blog untuk pembelajaran dan itu semua dimulai dari nol, jadi intinya guru yang tadinya tidak memahami sama sekali tentang blog setelah mengikuti pelatihan ini jadi mampu membuat blog sendiri, meskipun dalam pelatihannya dilakukan secara online melalui aplikasi sosial media telegram. Setiap guru yang sudah mendaftarkan diri mengikuti pelatihan ini akan dimasukkan kedalam grup telegram, dari situlah materi pelatihan ini bisa didapatkan dan bukan hanya itu saja, semua peserta juga selain bisa mendapatkan materi yang bisa diunduh mereka juga bisa berkonsultasi dengan para mentor yang siap siaga selama 24 jam untuk membimbing dan menjawab semua pertanyaan dari peserta yang mendapatkan kesulitan termasuk blog yang saya buat ini merupakan hasil dari bimbingan para mentor SAGUSABLOG terutama master trainer dari SAGUSABLOG ini Mr. Mung.

Link Sumber KLIK


Video Belajar Sendi

        Dibawah ini dalah video penjelasan mengenai sendi pada rangka manusia !!!


Minggu, 22 April 2018

Menulis Cerita

         Sebuah cerita yang lengkap terdiri dari bagian awal, tengah, dan akhir. Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan. Apabila salah satu bagian tersebut tidak ada, maka cerita tersebut menjadi tidak lengkap. Cerita yang lengkap merupakan rangkaian paragraf yang membentuk alur cerita yang runtut.